Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya, yaitu :
- Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan lainnya
- Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas, membaca jejak, dan lainnya
- Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya
- Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan seperti halnya “Mencapai”
Tahapan SAR, Adapun bebrapa tahapan SAR yaitu :
- Tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi
- Tahapan kesiapan, melaksanakan segala sesuatu sebagai tanggapan terhadap sesuatu kecelakaan, termasuk juga mendapatkan segala informasi mengenai korban
- Tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan
- Tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
- Tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah dilaksanakan
Pencarian pada perasi SAR
Sebagian teknis yang dibahas disini ada bebrapa pola teknis pencarian pada operasi SAR :
- Track (T)
Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dijalur perjalanan yang direncanakan akan dilewati merupakan satu-satunya informasi yang ada, selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar/dekat dengan garis rute - Pararel (P)
Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar, hanya mempunyai posisi duga, sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat. - Creeping (C)
Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar, kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang atau dataran yang lebih rendah. - Square (SQ)
Biasanya digunakan pada daerah yang datar, dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang tepat, pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan C-D-A B - Sector (S)
Lokasi atau posisi diketahui, daerah yang disari tidak luas, daerah pencarian berbentuk lingkaran, rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi - Contour (CT)
Digunakan di bukit-bukit, pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi - Barrier (B)
Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan, digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor :
Taktik pencarian. Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
- Ketepatan posisi survivor
- Luas dan bentuk daerah pencarian
- Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
- Cuaca di dan ke daerah pencarian
- Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
- Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
- Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
- Keefektifan taktik yang dipilih
- Medan di daerah kejadian
- Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian. Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
- Taktik pendahuluanMerupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal dan sebagainya
- Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian - Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban - Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca jejak - Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjutjika diperlukan