Kisah Pemuda di Gunung Bersalju


Di saat pendakian gunung bersalju, seorang pria muda merasakan ada yang tidak beres dengan kakinya. Semakin lama ia mendaki, kakinya justru semakin membeku. Ingin rasanya berhenti dan berbaring di salju, tetapi ia sadar hal tersebut akan membunuh dirinya sendiri.  

Sementara sedang berjuang untuk terus berjalan, kakinya justru terantuk sebuah gundukan, yang ternyata adalah tubuh manusia. Tanpa ragu, ia pun membalikkan badan orang itu. Ternyata orang yang terbaring itu pun masih hidup.
Terdorong rasa kemanusiaan, dengan sisa tenaga, sang pemuda mengangkat orang tersebut dan menaruhnya di punggungnya serta kembali melanjutkan perjalanan.

Tidak lama berjalan, keringat pun mulai keluar dari tubuhnya. Ia bahkan merasakan aliran darah mengalir dengan lancar. Selang beberapa saat, orang yang ditolong menunjukkan tanda sadar dari pingsan. Dengan masih posisi digendong, orang yang ditolong ini mengucapkan terima kasih kepada sang pemuda yang sudah berkenan menyelamatkannya.

Saya juga berterima-kasih kepada Anda. Sebab, sebenarnya ketika saya menolong Anda tadi, saya juga telah menyelamatkan nyawa saya sendiri”.


Motivasi cerita :
Seringkali kita ragu-ragu saat mau menolong orang lain yang membutuhkan. Pikiran kita mencegah rasa kemanusiaan kita dengan kata-kata

Saya saja sedang susah, kenapa harus pusing-pusing menolong dan memperhatikan orang lain?” 

Padahal saat kita berkorban waktu, tenaga, dan uang, tanpa disadari kita pun sedang memberkati diri kita sendiri. *source